Di tengah panas terik siang hari di sebuah perempatan jalan di Tabanan, dua mobil saling berhadapan, tak satu pun pengemudinya mau mengalah. Klakson bersahutan, mata saling menatap penuh ego, dan lalu lintas di belakang mulai tersendat. Waktu terus berjalan, tapi tidak ada yang bergerak. Orang-orang mulai resah, suasana makin tegang. Namun dari kejauhan, seorang bapak tua berjalan perlahan. Ia mengenakan baju merah lusuh dan menenteng sebilah bambu—bukan untuk mengancam, tapi sebagai simbol kete